Kelompok 5

Kemesraan kelompok-5 saat mengerjakan tugas.

Kelompok 5

Ngeksis dikit lah, hehehe.

Kelompok 5

Serius ngerjain tugas, Ganbatte.

(masih) Kelompok 5

Habis olah raga tetap semangat ngerjain tugas.

Rabu, 09 April 2014

Apa yang harus dilakukan sesudah terjadi Tsunami



Yang harus kita lakukan sesudah terjadi Tsunami adalah:
a) Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.
b) Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
c) Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.

 http://bnpb.go.id/page/read/29/tsunami











sumber : http://www.google.com/search?q=tsunami&rlz=1C1_____enID551ID551&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=4VlGU4yhMIaNrQf96IG4Cw&ved=0CAgQ_AUoAQ#facrc=_&imgdii=_&imgrc=CqWxTugJ3ZyPfM%253A%3BFi5L19_3zixNIM%3Bhttp%253A%252F%252Fmedia.viva.co.id%2


Apa yang harus dilakukan saat terjadi Tsunami






yang harus kita lakukan saat terjadi Tsunami adalah:

  •  Jangan  panik
  •  Jangan menonton datangnya gelombang tsunami, apabila gelombang tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya
  •  Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin terjadi
  •  Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut. Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat
  •   Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan
  • Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
  • Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan tidak membawa apa-apa. 
  • Tiarap, lindungi kepala anda, dan bertahan. Anda pertama harus melindungi diri anda dari gempa bumi.
  • Ketika guncangan berhenti, kumpulkan semua anggota keluarga dan bergerak dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi menjauhi garis pantai. Tsunami dapat tiba dalam hitungan menit.
  • Hindari tiang listrik dan jauhi gedung-gedung dan jembatan di mana objek-objek berat dapat runtuh pasca terkena guncangan gempa.

  • Apa yang harus dilakukan sebelum terjadi Tsunami?

     Hal yang harus kita lakukan sebelum terjadi Tsunami adalah:

    a) Nyalakan radio untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempabumi di sekitar wilayah pantai.
    b) Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
    c) Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila Anda dapat melihat gelombang, anda berada terlalu dekat. Segera menjauh.
    d) Waspada- apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu peringatan tsunami dan harus diperhatikan. 

     

    Sumber : http://bnpb.go.id/page/read/29/tsunami

    Selasa, 08 April 2014

    Pengertian Tsunami





                  Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.


                 Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.


                 Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.


                 Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.


                Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.


                Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.

               Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.